Selasa, 29 Desember 2015

pemasangan atau peletakan speaker

Instalasi Home Theater

pemasangan atau peletakan speaker
Instalasi Home Theater yang baik memerlukan perencanaan yang baik.
  • Akustik ruang yang harus dianalaisa.
  • Optimasi sistem speaker harus dipilih.
  • Ketiga komponen audio.

Home theater bukan hanya soal menonton film-tapi merupakan pengalaman menyatu dalam aksi film tersebut. Hal ini tak mungkin bisa dilakukan tanpa terciptanya atmosfir dari suara dan efek surround yang bersumber dari penempatan speaker yang tepat.





Mengenal Konfigurasi (4.1) dan (6.1)
Home theater dengan konfigurasi 4.1 yakni penataan atau chanel, suatu home theater dengan 4 speaker saja. Untuk konfugurasi 4.1 ini adalah jenis home theater untuk kalangan orang biasa yang mengguankan speaker depan kanan kiri dan belakang kanan kiri. Sedangkan untuk konfigurasi 6.1 ini canggih juga karna telah di sediai speaker center, speaker depan kiri kanan, speaker belakang kiri kanan sebagai surround dan speaker subwoofer. Sudah bisa membayangkan bukan betapa canggihnya namun juga di ikuti dengan pengeluarannya juga.

Sistem Instalasi
Sistem audio dapat dibagi menjadi rangkaian level rendah dan rangkaian level tinggi. Output recorder, output tape recorder adalah rangkaian level rendah. Rangkaian level rendah peka terhadap derau yang disebabkan oleh gangguan listrik (hum). Oleh karena itu interkoneksi antar komponen audio pada bagian level rendah perlu menggunakan kabel audio. Kabel audio adalah kabel yang terdiri dari konduktor pejal yang diberi pelindung. Sebaiknya rangkaian level tinggi seperti pada power amplifier tidak peka terhadap derau sehingga tidak memerlukan kabel yang diberi pelindung.


Dalam instalasi peralatan audio menggunakan bermacam-macam bentuk terminal dan jack penghubung sesuai dengan peralatan audio yang digunakan.


Sound system home theater setidaknya membutuhkan 5 speaker - depan kiri, kanan dan tengah, dan dua buah surround, speaker keenam biasanya disebut subwoofer. Konfigurasi ini lazimnya disebut susunan (5.1). Konfigurasi lain yang lebih canggih bisa terdiri dari enam (6.1) atau tujuh speaker (7.1) yang bisa menghasilkan efek yang lebih penuh dan nyata. Surround sound menggabungkan berbagai efek suara yang dihasilkan oleh sumber yang berbeda dan berasal dari posisi tertentu di ruangan Anda. Penempatan speaker yang tepat akan membantu menciptakan atmosfir yang diinginkan.Tapi harap diingat, ada terlalu banyak faktor yang mempengaruhi hal ini. Speaker yang berbeda memiliki karakteritik respons yang berbeda juga, sementara akustik ruangan tak sama di setiap ruangan. Jadi, meskipun Anda mengetahui cara menempatkan speaker yang tepat, yang paling penting akhirnya adalah bagaimana suara terdengar di telinga Anda.
Speaker Center, langkah pertama mempersiapkan penempatan speaker home theater Anda adalah menentukan posisi speaker tengah. Fungsi dari center speaker sendiri adalah sebagai anchor dari dialog dan suara yang berasal dari layar lainnya; sehingga biasanya posisinya tergantung pada posisi TV Anda.Dengan kata lain, ketika Anda sudah menentukan tempat TV, Anda tak punya banyak pilihan; tinggal mengatur posisi speaker kanan dan kiri agar suara yang berasal dari kedua speaker ini bisa berpadu dengan suara yang berasal dari kanal tengah (center speaker).
·         Tweeter center speaker harus berada pada ketinggian telinga ketika duduk. Karena itulah sebaiknya ditempatkan di atas pesawat televisi pada setting proyeksi depan.
·          Jika ditempatkan langsung di atas atau sedikit di bawah layar televisi, pastikan arah bagian depan speaker sejajar dengan televisi. Hal ini untuk mencegah pantulan suara yang tak diinginkan dari lemari TV Anda.
·         Arahkan center speaker langsung ke area pendengaran utama.
·         Center speaker harus sama jaraknya dengan posisi dengar pada speaker depan kanan dan kiri.
Speaker Depan Kiri dan Kanan, speaker Depan Kiri dan Kanan menyalurkan suara musik dan efek pada sistem home theater. Tugas utamanya adalah memberikan gambaran suara yang fokus dan detail. Penempatan yang tepat speaker ini penting untuk menciptakan panggung suara yang lebar dan realistik.
·         Speaker depan kanan dan kiri harus ditempatkan pada jarak yang sama di samping pesawat televisi. Untuk hasil yang terbaik, kedua speaker ini harus ditempatkan setidaknya terpisah sejauh enam kaki.
·         Atur agar ketiga speaker depan utama ini, kanan, kiri dan tengah jaraknya sama jauhnya dari posisi duduk.
·          Atur ketinggiannya agar sama dengan ketinggian center speaker. Ketiga tweeter inipun harus mendekati ketinggian telinga ketika duduk, perbedaannya di antara ketiganya tak boleh lebih dari 30 cm.
Speaker Surround, berlainan dengan fungsi speaker depan, fungsi speaker surround di home theater adalah untuk menciptakan atmosfir suara yang tak bisa ditentukan asalnya yang menyelubungi penonton. Sehingga penonton benar-benar merasa berada dalam aksi seru film yang ditonton.
·         Speaker surround idealnya ditempatkan di belakang tempat duduk penonton.
·         Penempatan di dinding samping juga bisa dilakukan, hal ini membantu menciptakan panggung suara di seluruh area dengar penonton. Jika tidak memungkinkan Anda bisa menggunakan sandaran speaker yang sesuai · Tempatkan speaker sejauh 2 sampai 3 kaki jauhnya di atas ketinggian telinga ketika dalam posisi duduk, hal ini akan membantu menciptakan atmosfir yang diinginkan.
·         Bila menggunakan sistem 5.1 dan 7.1, distribusikan posisi speaker surround di dinding samping dan belakang. Hal ini akan semakin meningkatkan efek yang dihasilkan.
Subwoofer, menempatkan subwoofer membutuhkan banyak perhatian Anda, karena suara frekuensi rendah datangnya harus tidak secara langsung dari sumber suara untuk bisa menciptakan atmosfir yang diharapkan. Maksudnya, telinga harus tak bisa mendeteksi dari arah mana suara bass berasal. Jika Anda bisa menduga posisi subwoofer ketika mendengar musik atau menonton film, artinya sound level subwoofer Anda terlalu tinggi.Biasanya, subwoofer harus ditempatkan langsung di lantai, namun ada beberapa tips yang bisa membantu Anda meningkatkan respons bass di ruang home theater Anda.
·         Suara bass biasanya tergantung pada penempatan subwoofer di dalam ruangan. Menempatkan subwoofer dekat dinding atau di dekat sudut akan semakin meningkatkan respons bass. Hal ini akan membantu sistem yang kurang kuat respons bassnya.
·         Namun di pihak lain, penempatan ini juga akan menciptakan suara bass yang tak terkendali. Sehingga polisi idealnya adalah keseimbangan antara jumlah output bass dan kualitas suara bass yang dihasilkan.
·         Untuk home theater yang berukuran besar, pendekatan yang terbaik adalah menempatkan dua buah subwoofer, satu di depan dan satu lagi di belakang ruangan.
Untuk penyambungan kabel yang menghubungkan speaker, tv ke HDMI  bisa anda sesuaikan sesuai bagaimana mestinya yang sudah tertera tulisan di balik HDMI.. Seperti Center Speaker, Front left right, Rear left right dan subwoofer sudah ada di soket yg tersedia di home theater anda.

Pengenalan impedansi dan Pemasangan SERI-PARALEL pada Speaker

Pengenalan impedansi Speaker dan Pemasangan SERI-PARALEL 

pada Speaker

Apa Itu Beban 8 Ohm dan 4 Ohm
Yang dimaksud beban di sini adalah tahanan (Impedance Impedansi) dari speaker. Tahanan (Impedansi)  speaker ini akan membebani amplifier bersama dengan crossover dan rangkaian lain yang terhubung ke speaker. Saat tahanan ini berkurang, maka power output yang dihasilkan amplifier akan meningkat. Akan tetapi jika beban (impedansi) terlalu kecil dan tidak sesuai dengan design maksimum output dari amplifier dapat mengakibatkan rusaknya rangkaian amplifier. Setiap Amplifier mampu dibebani tahanan sedikit diatas  batas aman, namun power output yang dihasilkan tidak akan maksimal. Beberapa jenis amplifier mampu dibebani dengan rankaian speaker dengan total impedansi yang rendah. Kebanyakan ampli mobil bisa dibebani sampai dengan 2 ohm, sedangkan ada beberapa jenis pula yang mampu dibebani sampai dengan 1/2 Ohm!
Cara Menggabungkan (Bridge) Amplifier 
Pertama-tama, pastikan jenis amplifier yang ingin digabungkan memang dirancang untuk dapat digabungkan (di- Bridge). Apabila Anda menggabungkan amplifier yang tidak dirancang untuk keperluan tersebut, maka kemungkinan amplifier tersebut bisa mengalami kerusakan.
Dasar penggabungan (Bridge) dilakukan dengan jalan menghubungkan terminal speaker + dengan terminal speaker - dari chanel yang berbeda. Ilustrasinya bisa dilihat pada gambar berikut.

Efek Penggabungan (Bridge) Amplifier
Secara teori, power dari amplifier yang digabungkan akan naik 4 kali lipat. Namun karena faktor efesiensi rangkaian, power output yang dihasilkan kenyataannya sekitar 70 % dari total power gabungan (Bridge).
Contohnya:



Rangkaian Speaker Paralel
Dalam instalasi speaker sound system, selain daya total speaker yang harus diperhatikan, Impedansi total speaker (Z)  juga harus diperhatikan, khususya untuk low impedansi (speaker tanpa mtaching trafo).  Untuk speaker High Impedancy (speaker pakai matching trafo), impedansi tidak perlu diperhatikan, cukup daya total (P) saja yang diperhatikan.

Untuk memperoleh impedansi total yang sesuai dengan impedansi amplifier, maka bisa dilakukan dengan 3 cara :
1. Hubungan SERI
2. Hubungan PARALEL
3. Hubungan SERI-PARALEL
 
Hubungan SERI, impedansinya dijumlahkan saja, dan daya juga dijumlah.

Hubungan PARALEL, impedansi totalnya kalau impedansi speaker yang diparalel sama, maka cukup impedansi salah satu speaker dibagi jumlah speakernya.
Pada contoh, kebetulan hanya 2 bh speaker 8ohm yang diparalel, jadi Impedansi totalnya 8ohm / 2 = 4ohm.
Contoh lain bila speakernya ada 4 bh, masing-masing impedansinya 8ohm, maka impedansi totalnya menjadi 8ohm / 4 = 2ohm.
Untuk daya total, sama -> hanya dijumlahkan saja.
Hubungan SERI-PARALEL, maka yang seri dicari impedansi totalnya dulu, kemudian di paralel.
Untuk daya dijumlahkan saja.

Demikian sharing pengetahuan semoga bermanfaat.  Diharapkan dengan mengetahui total impedansinya maka tidak terjadi salah pasang yang dapat merusak amplifier.

Prinsip dasarnya adalah impedansi output amplifier < = impedansi speaker
( impedansi output amplifier lebih kecil / sama dengan impedansi speaker ).
artinya impedansi speaker tidak boleh lebih kecil dari impedansi amplifier. Minimal sama / lebih besar.

Mengenal Power Amplifier Sistem Lengkap

Mengenal Power Amplifier Sistem Lengkap

mengenal sistem OTL, BTL, OCL

Bagi para penggemar elektronika yang memiliki hobi dengan audio sound sistem mungkin tidaklah asing dengan istilah-istilah seperti OTL, OCL dan BTL pada suatu perangkat Power Amplifier. Namun, ternyata masih banyak yang kurang mengerti akan perbedaan pada masing-masing istilah pada sistem amplifier tersebut.
Power Amplifier merupakan suatu rangkaian penguat yang di dalamnya terdapat gabungan dari suatu rangkaian penguat tegangan dan penguat arus. sesuai dengan istilahnya yaitu Power Amplifier atau disingkat PA yang artinya penguatan daya, sesuai dengan persamaan Daya (P) yang menyatakan bahwa suatu daya nilainya adalah hasil kali antara tegangan (V) dan arus (I). Maka untuk mendapatkan suatu daya atau Power maka dua hal pokok yang perlu diperhatikan adalah arus dan tegangan, sehingga pada power amplifier ini untuk menentukan besarnya daya (Watt) pada perangkat power amplifier maka yang diperhatikan adalah rangkaian penguat tegangan dan rangkaian penguat arus.
Pada umumnya pada suatu rangkaian power amplifier, rangkaian penguat arus selalu berada di bagian paling akhir dari rangkaian setelah melewati rangkaian penguat tegangan. Hal ini agar sinyal dari suatu gelombang yang diterima pada rangkaian power amplifier mengalami penguatan terlebih dahulu oleh rangkaian penguat tegangan yang biasanya menggunakan suatu op-amp dengan penguatan tertentu atau dapat juga menggunakan transistor dengan arus dan daya rendah agar lebih sensitif terhadap sinyal gelombang masukan, sehingga setelah dikuatkan tegangan menjadi lebih besar beberapa kali lipat namun arusnya masih sangat kecil dan belum mampu untuk menggerakkan membran loudspeaker yang biasanya memiliki impedansi (4, 8 atau 16 ohm) oleh karena itu harus dikuatkan terlebih dahulu dengan suatu rangkaian penguat arus oleh transistor yang komplemen (kombinasi PNP dan NPN) dengan arus dan daya besar. Seperti halnya juga pada transistor penguat arus 2N 3055 yang digunakan pada suatu rangkaian regulator tegangan (misal: 7805) untuk mendapatkan tegangan 5 volt dengan arus yang melebihi dari batasan kemampuan dari arus IC regulator tersebut.

1. Power Amplifier OCL (Output Capasitor Less)

Power amplifier model OCL pada umumnya biasa dipakai untuk keperluan dengan daya yang sangat besar, karena pada power amplifier OCL ini didukung oleh catu daya atau power supply simetri V(+), V(-) dan Ground (0). Salah satu ciri yang paling penting pada power amplifier model ini adalah salah satu ujung beban pada keluaran atau output pada rangkaian power amplifier ini terhubung dengan CT transformator atau sumber tegangan sebagai titik simpul atau titik tengah dari suatu gelombang yang akan dihasilkan. Sehingga pergerakan amplitudo gelombang akan menuju V(+) dan V(-) melewati CT transformator sebagai ground dan titik tengah dari amplitudo gelombang tersebut.
Gambar power amplifier model OCL

2. Power Amplifier OTL (Output Transformator Less)

Power amplifer model OTL merupakan salah satu model power amplifier yang digunakan untuk daya kecil sampai daya sedang tidak lebih dari 100 Watt. Mungkin dahulu masih ada yang menggunakan power amplifier model OTL ini untuk perangkat sound sistem, tetapi untuk saat ini sudah jarang sekali digunakan. Akan tetapi saat ini tetap masih banyak digunakan pada beberapa perangkat elektronik untuk penghasil suara dengan daya kecil seperti televisi, radio, laptop, bahkan handphone yang kita gunakan setiap hari juga menggunakan tipe power amplifier OTL untuk penguat audionya. Salah satu ciri dari model power amplifier tipe OTL ini adalah dari catu dayanya atau power supply yang digunakan adalah non-simetri sehingga cukup menggunakan catu daya baterai (pada kutub + dan -) atau adaptor dengan V(+) dan ground (0). Akan tetapi pada keluaran atau output pada power amplifier ini biasanya haruslah diberi coupling atau penghubung oleh sebuah kapasitor dengan ukuran yang cukup besar diatas 1000uF dan biasanya dipakai kapasitor berjenis elco polar. Hal ini bertujuan untuk menghilangkan tegangan offset (DC) pada keluaran karena mengingat catu daya yang digunakan adalah catu daya non-simetri sehingga mengakibatkan amplitudo gelombang pada keluaran yang dihasilkan tidak memiliki titik simpul atau titik tengah pada tegangan 0 volt jika tidak diberi oleh kapasitor polar elco sebagai coupling. Hal ini untuk mencegah terjadinya kerusakan pada kawat email pada lilitan speaker karena tegangan DC yang keluar dari power amplifier dapat membuat kawat email menjadi cepat panas dan terbakar seperti layaknya elemen pemanas yang menggunakan tegangan DC. Maka dengan memanfaatkan sifat kapasitor sebagai penyimpan dan pembuang muatan maka tegangan offset keluaran (DC) pada power amplifier model OTL ini dapat diredam dan titik simpul dari amplitudo gelombang akan tetap berada pada 0 volt dengan bantuan kapasitor. Sehingga titik puncak V(+) dan lembah V(-) amplitudo gelombang dapat dicapai dengan memanfaatkan penyimpanan dan pembuangan dari kapasitor dengan ground (0 volt) sebagai titik tengahnya.

Gambar power amplifier model OTL

3. Power Amplifier BTL

Pada power amplifier model BTL (Bridge-Tied Load) ini dapat dibuat dengan mengkonfigurasi dua buah power amplifier model OCL atau dua buah power amplifier model OTL menjadi suatu model power amplifier menyerupai rangkaian jembatan.
Gambar power amplifier model BTL yang dibentuk dari 2 buah OCL

Pengertian Power Amplifier dan Bagian-bagiannya Secara Umum

Power Amplifier adalah alat yang berfungsi untuk mengubah sinyal input dengan amplitude rendah menjadi output dengan amplitude yang lebih tinggi dengan frekuensi tetap. Atau dengan kata lain "Power Amplifier berfungsi untuk menguatkan daya dari sinyal input yang masih lemah agar dapat didengar dengan baik oleh orang banyak pada tempat yang relatif luas seperti di lapangan, gedung auditorium,dll."

Suara atau bunyi adalah akibat dari adanya dua zat atau lebih yang saling bergesekan (misal benda dengan partikel udara,dll). Jumlah getaran dalam satu detik disebut frekuensi yang dinyatakan dalam satuan Hertz (Hz). Jumlah getaran yang terjadi setiap detik (Frekuensi) akan berpengaruh terhadap tinggi rendahnya nada/bunyi.

Sedangkan lemah kerasnya nada/bunyi dipengarui oleh amplitudo. Amplitudo adalah tinggi atau dalamnya lembah gelombang sinyal suara, bila suara yang didengar keras berarti amplitudo-nya tinggi begitu pula sebaliknya. Lihat Gambar dibawah ini :

Gelombang sinus

Pada Amplifier terdapat bagian bagian sebegai berikut :
  • Bagian Input
  • Penguat mula
  • Pengatur Nada
  • Penguat akhir
  • Bagian output
  • Sumber Arus 
Untuk lebih jelasnya perhatikan Blok diagram berikut ini :

blok diagram Power Amplifier


 Penjelasan Bagian-Bagian Amplifier :
Bagian input
Merupakan bagian yang bertugas untuk meyalurkan sinyal suara yang berasal dari tape recorder, microphone, dll menuju Amplifier. Bagian input ini di buat dengan nilai impedansi yang tinggi dibanding dengan impedansi bagian outputnya, dengan maksud untuk menyesuaikan impedansi sumber arus Amplifier tersebut. 
Penguat mula 
Bagian ini juga disebut sebagai bagian pre-Amplifier yang digunakan untuk memperkuat sinal input yang masih lemah. Untuk memperoleh penguatan yang cukup baik bagian ini dapat di buat lebih dari satu penguat. Untuk menghubungkan rangkaian penguat satu dengan yang lain dibutuhkan sebuah komponen sebagai kopling (penghubung) untuk mengurangi kerusakan komponen aktif akibat konsleting. Kompenen yang di gunakan biasanya resistor, kapasitor, maupun transformator.

Pengatur nada 
Bagian ini sering di sebut dengan tone control, yang di gunakan untuk menyesuaikan menyesuaikan frekuensi-frekuensi tertentu sehingga di peroleh nada yang di inginkan. Secara garis besar ada dua macam pengatur nada, yaitu pengatur nada rendah BASS dan nada tinggi TREBLE. Namun dalam perkembanganya, Amplifier sekarang sudah dilengkapi pengatur nada dengan nada sedang MID dan juga FILTER untuk menyaring suara atau menghilangkan noise.

Penguat akhir 
Bagian ini adalah bagian utama Amplifier. Berfungsi untuk memperkuat sinyal suara yang telah di olah pada bagian penguat mula atau pre- Amplifier dan tone control. Penguat akhir ini diperlukan Karena hasil penguatan pada bagian penguat mula masih kecil sehingga dayanya belum cukup kuat untuk menggetarkan membrane speaker.Bagian ini juga sering di sebut sebagai penguat daya (Power Amplifier).

Penguat akhir dibedakan menjadi dua, yaitu:

     1. Penguat tunggal, penguat yang menggunakan kopling transformator OT (OUTPUT TRANSFORMATOR) yang berfungsi sebagai penyesuai impedansi antara loud Speaker dengan impedansi penguat tersebut. Penguat tunggal sering digunakan pada amplifier mono.

     2. Penguat balance, penguat akhir yang digunakan pada amplifier stereo. Penguat Balance ini juga menggunakan transformator OT sebagai koplingnya. Adapun sifat trafo OT adalah:
     a. Meredam frekuensi tinggi.
     b. Pencatu daya cukup dengan tegangan rendah.
     c. Arus kolektor cukup besar, jadi harus memesang pendingin pada transistior.

Macam yang lain adalah Penguat balance dengan system OCL (OUTPUT CAPASITOR LESS). Penguat ini dihubungkan ke beban (speaker) tanpa menggunakan kapasitor sebagai kopling (out langsung ke LS). Penguat ini menggunakan Tegangan Simetris yaitu positif (+), negative (-), dan ground (0).

Selain itu juga ada Penguat balance system OTL (OUTPUT TRANSFORMATOR LESS). Penguat ini tidak menggunakan transformator sebagai kopling. Maka kopling yang digunakan adalah kapasitor.

skema Power amplifier

Demikaialah pembahasan tentang pengertian Amplifier secara umum. Semoga dapat bermanfaat bagi anda. Ingin tentang Aksesoris yang ada pada Amplifier atau peralatan Sound system. Jangan khawatir kami telah menulisnya beberapa waktu lalu




kumpulan acesoris sound system Pre-Amp/Tone Control, Sub Filter, Crossover

kumpulan acesoris sound system

Pre-Amp/Tone Control, Sub Filter, Crossover

kumpulan acesoris sound system
BELL BGR TONE CONTROL HK201
Rp 45.000,-
hk201
Tone Control dengan pengaturan Treble, middle dan Bass.
hk201 box
Cocok untuk dipasang langsung di box HK201. Tersedia pilihan komponen untuk upgrade kit ini.
Jpeg
Tone control HK201 dengan komponen upgrade.

IMG_20141120_234316
Contoh part tone control bifet hk201 yang sudah di upgrade dan pemasangan pada box hk-201.

BELL BGR DIGITAL ECHO MIC & TONE CONTROL BSX-A3
RP 85.000,-
Jpeg
BSX A3 merupakan penguat mic yg dilengkapi dengan effect echo mixing dan terintegrasi dengan tone control Stereo, sehingga cocok untuk membuat amplifier karaoke murah meriah dirumah anda. Suara Vocal dari pre-amp mic yang dihasilkan cukup halus dan hangat, serta pengaturan nada bass/treble yang sangat baik . Terdiri dari 2 buah soket microphone, input music (DVD,CD,TV,Dll), pengaturan volume mic, echo, Vol Music, bass dan treble. Semua potensio pada kit ini menggunakan merk Alpha yang berkualitas baik.
Jpeg
Side View

Jpeg
Feature

BELL BGR TONE CONTROL PARAMETRIC C40 Plus PSU
Rp. 155.000,-
machintost all
Tone control dengan fungsi Treble, middle, Bass, Bass Booster, Middle bosster. Gain/level penguatan dapat diatur sehingga cocok dipasangkan Power Amplifier apa saja. Menggunakan resistor metal film, kapasitor  MKM, potensio Alpha dan IC berkualitas untuk menjamin kualitas suara serta minim noise.
machintost psu
PSU dengan regulator menjamin kualitas suara minim hum dan noise.
machintost box

Tone Control UNI 003

Rp 75.000,-
Jpeg
Kit tone control ini cukup enak dipandang dengan PCB Fiber yang keren dan komponen yang cukup bagus yaitu menggunakan IC quad op-amp TL074/TL084, kapasitor MKM dan resistor metal film. Fungsi pengaturan terdiri dari bass, treble, mid, balance dan volume. Didalam kit sudah ada rangkaian PSU dgn regulator, anda tinggal menambah trafo 500mA CT15V.
Jpeg
Kit ini gain nya cukup tinggi karena itu gunakan perkabelan yang baik, dan masukan dalam box logam yang sesuai.

Stereo Tone Control 4 TR UNI-014 Plus Kabel Potensio

Rp 37.000,-
Jpeg
Kit Tone control dengan penguat transistor ini sudah dikenal cukup lama, versi dari UNI Kit ini sudah disertai kabel potensio yang cukup flexibel, sehingga mudah dipasang pada box model apa saja.
Jpeg
Tone Control 4 TR Plus kabel
BELL BGR CROSSOVER SUB WOOFER BE-SW 2075
Rp 55.000,-
bell sw
Digunakan sebagai filter subwoofer, atau sistem audio 2.1 (L + R + Subwoofer). Dilengkapi pengaturan volume subwoofer dan cut off frekuensi 20-75hz. Hubungkan input dari modul ini ke peralatan audio anda, kemudian keluaran L+R dihubungkan amplifier berdaya sedang, dan keluaran subwoofer dihubungkan dengan amplifier berdaya besar.
Bell SW filter
Top View

BELL BGR CROSSOVER SUB WOOFER BE-SW 3075
Rp 50.000,-
Jpeg
Crossover Subwoofer dengan fitur: – Pengaturan Frekuensi 20-100hz – Pengaturan Gain – Switch Input Inverting/noninverting (pembalik fasa) – Input Opsional high atau low – Menggunakan IC Op-amp SMD TL064 – Regulated PSU
Jpeg
SMD IC 

3 WAY ACTIVE CROSSOVER NW.227

Rp 195.000,-
Audio Pro Crossover
 NW.227 Audio Pro 3 Way Crossover ini digunakan untuk memisahkan frekuensi Low, Mid dan High, pada sistem audio professional sehingga penggunaan speaker dan amplifier dapat lebih efektif tanpa memerlukan crossover passive yang mahal harganya. Keluaran frekuensi rendah (low) diumpankan ke amplifier khusus Low atau sub yang berdaya besar, keluaran frekuensi tengah (mid) diumpankan ke penguat khusus mid yang berdaya sedang, dan keluaran frekuensi tinggi (high) diumpankan ke penguat khusus high yang berdaya kecil. Semua part dipilih untuk kualitas audio yang lebih baik dengan menggunakan resistor metal film, kapasitor mkp dan mkm serta elco khusus audio. 
PRE-AMP MICROPHONE/MIXER MODUL ROLAND RANIC
Rp 30.000,-
ranic013
Modul Pre-amp mic Roland, 7  potensio.
ranic013-2
Modul mixer Roland Ranic 207

PRE-AMP MICROPHONE/MIXER MODUL PRIMER LF-231
Rp 80.000,-
Jpeg
Kit modul mixer LF 231 ini memiliki kualitas cukup baik, dengan shielded potensio berkualitas, sehingga lebih tahan dari debu dan lebih awet dari pada potensio biasa. 
Jpeg
Mixer modul Primer Lf-231

Input Selector Bell BGR
Rp 27.000,-
Input selector jadi ini akan memudahkan perakitan dan hasilnya akan terlihat professional. Cocok dipasangkan pada semua amplifier atau pre-amplifier yang memiliki banyak input. Input 4 Channel cocok bagi sebagian besar produk casing/box dipasaran. Kami anjurkan kabel pita direkatkan pada box logam dengan hot glue untuk mengurangi noise.
Input Selector
Input Selector
Jpeg
Jpeg

Kit Karaoke Pre Amplifier Active Control Ranic 226

Rp 70.000,-
Kit Pre-amp Karaoke dari Ranic ini cukup praktis, karena semua fitur untuk membuat amplifier karaoke sederhana sudah lengkap. Fungsi pengaturan nada musik bass, treble, juga disertai pengatur nada sub, microphone dual input serta effect echo membuat suara vocal anda terdengar lebih merdu. Dengan kit ini anda bebas memilih power amplifier yang akan digunakan, sehingga lebih flexible untuk dirakit. Panel depan yang cukup bagus siap dipasang pada kotak speaker pilihan anda. Kit ini memerlukan catu daya DC CT15V sederhana dan tidak memerlukan regulator.
Jpeg
Front Panel View
Jpeg
Top view
side view
side view

Cara Merangkit Power Amplifier

cara merangkit power Amplifier


Merangkit Power Amplifier 60watt, 150 watt 200, watt, 400 watt

Amplifier adalah perangkat penguat sinyal, dalam hal ini amplifier yang akan dibuat adalahamplifier ruangan dengan daya 150 watt. Amplifier untuk ruangan yang sederhana pada umumnya dilengkapi dengan pengatur nada (tone control) dalam 1 box. Kapasitas daya untuk amplifier ruangan tidak perlu terlalu besar, karena digunakan untuk menguatkan sinyal dalam suatu ruangan (rumah) saja. Berikut adalah tahapan dalam membuat amplifier.
Amplifier Ruangan

Bagian Amplifier

Untuk membuat sebuah amplifier ruangan diperlukan beberapa kit atau rangkaian sebagai berikut :
  • Power Amplifier
  • Tone control
  • SpeakerProtektor
  • Power Supply
  • Box Amplifier

1. Power Amplifier

Power amplifier yang dipilih adalah power amplifier OCL 150 watt. Kit power amplifier 150 watt terdapat banyak jenis di toko elektronika, oleh karena itu perlu dipilih yang baik. Power amplifier OCL 150 watt memiliki daya atau power yang lebih dari cukup untuk menguatkan sinyal audio dalam sebuah ruangan. Berikut adalah contoh kit power amplifier OCL 150 Watt.
Kit Power Amplifier OCL 150 WattKit Power Amplifier OCL 150 Watt
Skema rangkaian power OCL 150 watt diatas menggunakan transistor power TIP3055 dan TIP2955, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada skema rankaian power amplifier OCL 150 watt berikut :
Rangkaian Power OCL 150 WattRangkaian Power OCL 150 Watt
Rangkaian power amplifier OCL 150 watt diatas adalah skema untuk 1 sisi atau chanel, dalam kit power OCL 150 watt diatas merupakan gabungan 2 buah rangkaian power OCL 150 watt tersebut karena kit tersebut stereo.

2. Tone Control

Tone control yang dapat dipasangkan dengan power amplifier OCL 150 watt ada banyak jenis, yang paling sederhana dan memiliki kualitas yang bagus salah satunya tone control 4 transistor. Tone control 4 transistor ini dipilih karena sistem pengatur nadanya baxandall dan tegangan kerja tone control sama dengan tegangan power amplifier, sehingga tidak perlu power supply tambahan,selain itu tone control ini murah. Berikut kit tone control 4 transistor tersebut.
Tone Control 4 TransistorTone Control 4 Transistor
Skema rangkaian tone control 4 transistor diatas adalah sebagai berikut.
Rangkaian Tone Control 4 TRRangkaian Tone Control 4 Transistor
skema untuk power besar

3. Speaker Protektor

Speaker protektor adalah rangkaian yang berfungsi untuk melindungi load speaker dari lonjakan tegangan pada output power amplifier. Pada prinsipnya speaker protektor bekerja dengan menunda waktu interkoneksi antara speaker dengan power amplifier, sehingga lonjakan tegangan power OCL pada saat pertama kali dihidupkan tidak tersalurkan ke speaker. Speaker protektor yang baik selain dapat menunda waktu terhubungnya speaker juga harus dapat memutus dengan cepat apa bila terdapat sinyal DC pada output power amplifier. Berikut kit speaker protektor yang dapat digunakan.
Kit Speaker ProtektorKit Speaker Protektor
Kit speaker protektor diatas adalah stereo,sehingga jalur output dari power ampliifer OCL 150 watt diatas langsung dihubungkan ke input speaker protektor. Berikut adalah skema rangkaan speaker protektor diatas.
Skema Rangkaian Speaker ProtektorSkema Rangkaian Speaker Protektor

4. Power Supply

Power supply yang diperlukan untuk membuat amplifier ini adalah power supply simetris dengan kapasitas arus minimal 5 Ampere dan tegangan output simetris 25 – 32 volt. Untuk transformator sebaiknya dipilih yang berkualitas karena transformator yang tidak bagus pada umumnya dapat menyebabkan noise (dengung) dari gelombang elektromagnetik transformotor tersebut. Selain itu sebaiknya dipilih transformator yang menyediakan terminal extra 500 mA atau 1 A untuk memberikan supply tegangan ke speaker protektor dan kipas.
Kit Power Supply AmplifierKit Power Supply Amplifier
Untuk bagian kit power supply yang perlu diperhatikan adalah kapasitas kapasitor (elco) dan kapasitas arus dioda bridge. Hal ini karena apabila kurang besar maka akan terjadi drop tegangan pada saat amplifier mereproduksi nada bass.
Rangkaian Power Supply AmplifierRangkaian Power Supply Amplifier

Cara Merakit Amplifier

Cara merakit amplifier dalam sebuah box yang perlu diperhatikan adalah tata letak kit power amplifier terhadap transformator power supply,kipas dan kit yang lain karena menentukan jalur kabel dan sirkulasi udara dalam box.
  • Posisi transformator perlu diperhatikan karena memancarkan gelombang elektromagnetik disekitar trsformer, selain itu berat.
  • Posisi kit power amplifier terhadap kipas, hal ini penting karena kipas berfungsi untuk mengatur sirkulasi udara, sehingga komponen yang menimbulkan panas seperti transisto power amplifier dan transformator sebisa mungkin mendapat prioritas mendapat sirkulasi udara yang lancar.
  • Posisi tone control sebaiknya terlindung dari pengaruh elektromagnetik dari transformator (terutama bagian input), hal ini bertujuan agar tidak terjadi dengung karena efek elektromagnetik.
  • Jalur kabel input sebisa mungkin dijauhkan dari transformer dan menggunakan kabel coaxial aar gelombang elektromagnetik dari luar tidak mengenai sinyal input amplifier.
  • Sistem grounding dalam rangkaian sebaiknya dihubungkan ke box, kecuali ground untu speaker protektor jangan sampai terhubung dengan ground rangkaian power amplifier, hal ini bertjuan agar speaker protektor dapat mendeteksi sinya DC dari output power amplifier dengan baik.
 Setelah proses perakitan selesai, sebaiknya amplifier ruangan tersebut di test dengan dinyalakan tanpa terhubung dengan speaker dan sinyal input, pastikan semua temperatur komponen normal dan jangan lupa mengukur jalur output speaker amplifier dengan mutlimeter VAC (harus 0 volt) pada saat tanpa sinyal dan tidak ada tegangan DC pada terminal output. Setelah semua normal silahkan sihubungkan ke loaud speker dan diberikan sinyal audio padaamplifier yang baru kita buat.